Minggu, 13 April 2014

Berbagi dengan Hati (4)

HARI Minggu, 13 April 2014, Recehan untuk Indonesia kembali menyelenggarakan kegiatan menyantuni anak yatim di Cafe F1, di Jalan Manggarai Utara Blok F No. 1, setelah hari Minggu sebelumnya, 06 April 2014, dilaksanakan di kediaman Ketua Pengurus Majelis Taklim Ar-Ridho, berbarengan dengan peringatan hari lahir Zainal Minang, dan penyelenggaraan pengajian rutin bulanan majelis taklim itu.


Dalam kegiatan kali ini, seperti biasanya, yang ikut berpartisipasi ialah Komunitas Alumni SLTA DKI Jakarta, Komunitas KQ5, Alumni SMPN 3 Manggarai, Alumni SMAN 8F_79, Alumni SMAN 3 Setiabudi, dan Alumni SMA YMIK Manggarai. Namun pada penyelenggaraan kali ini, acara memang lebih ditujukan untuk dapat berinteraksi secara intens dengan anak-anak yatim yang diundang untuk disantuni, yaitu dengan bernyanyi bersama. Sehingga, sangat penting peran Adrianto Kribo selaku pemain keyboard dan pengelola cafe, yang kemudian juga dibantu oleh Damai R. Moertoyo.

Yang bikin seru acara kali ini ialah turunnya hujan di awal acara, yang membuat para Penggerak Recehan untuk Indonesia, dan juga pemilik cafe, jadi panik. Soalnya, atap cafe yang terbuat dari bahan terpal plastik itu banyak yang bolong, karena kejatuhan ranting pohon trembesi besar yang menaungi cafe itu. Maka tak ada ampun, bocorlah di sana-sini. Sampai terlontar gurauan Justina, "Adrianto, punya payung nggak? Gimana kalau tiap anak kita payungi? Hahahaha!"

Namun lucunya, para anak-anak yatim dan pendampingnya justru tenang-tenang saja. Mengapa? Karena mereka sudah terbiasa berurusan dengan hujan dan banjir. Sebab, mereka memang diambil dari daerah banjir di Kebon Baru, Tebet. Jadi, kalau cuma hujan dan bocor sedikit-sedikit, kecillah itu....

Setelah hujan reda, barulah acara dimulai, yaitu dengan Sholat Dzuhur. Kali ini sholat di lakukan di cafe, secara bergantian karena sajadahnya terbatas. Mengapa tidak di masjid seperti biasanya? "Ya soalnya masjidnya lumayan jauh dari lokasi acara, dan juga habis hujan - kuatir becek dan segala macam, maka diputuskan untuk sholat di cafe saja. Siapa tahu membawa berkah buat cafe," jelas Etty Soefiany Widiana. Aamiinnn....

Seperti biasa, setelah semua sudah sholat - khususnya para anak yatim dan pendampingnya, maka acara selanjutnya ialah makan siang bersama. Nah, soal makan ini, juga ada cerita serunya. Berhubung chef cafe sedang sakit, dan tak bisa kerja tentunya, maka 'semua aset negara' segera dikerahkan. Pengelola cafe dan Penggerak Recehan untuk Indonesia, berjuang saling bahu-membahu di dapur cafe, buat menyiapkan makan siang bagi para tamu yang mulia - para anak yatim serta pendampingnya. Alhamdulillah, semua bisa diselesaikan sebelum para anak yatim menjadi kelaparan.

Dan seperti biasanya juga, giliran makan siang buat para Penggerak Recehan untuk Indonesia ialah yang paling akhir, yaitu setelah semua tamu - baik anak yatim dan pendampingnya, para donatur, undangan, maupun tamu yang hadir untuk ikut meramaikan acara, sudah mendapatkan jatah makan siangnya. Bisa dibayangkan, dengan tanpa adanya chef, berapa lama para Penggerak Recehan untuk Indonesia harus ikut bergumul di dapur cafe, termasuk buat menyiapkan makan siangnya sendiri. Dan bagusnya lagi, jatah makan siang itu pun dikeluarkannya setelah usai tausiah yang disampaikan oleh Ustadz Babay.

Dalam tausiahnya kali ini, Ustadz Babay memberi nasihat kepada para anak yatim supaya mereka menjadi anak yang patuh kepada orangtua - ibu atau kakek-nenek, atau siapa pun pengasuhnya. Dan terutama mereka harus taat beribadah serta tekun menuntut ilmu bagi masa depan mereka. Sebab, meski mereka anak yatim, namun hak mereka di masa depan adalah sama dengan semua orang. Kalau mereka pintar, kalau mereka berilmu, kalau mereka disayang oleh Tuhan, insya Allah mereka akan menjadi orang yang sukses dunia-akhirat.

Usai mendapat wejangan dari Ustadz Babay, sementara para tamu dan undangan menyantap jatah makan siangnya, sebagian dari para Penggerak Recehan untuk Indonesia mengajak anak-anak yatim untuk bernyanyi bersama - sambil menahan lapar, dengan iringan keyboard yang dimainkan oleh Adrianto Kribo.

Setelah Ashar, acara ditutup dengan penyampaian santunan dan goodybag kepada 10 anak yatim yang diundang pada penyelenggaraan kali ini. Alhamdulillah, anak-anak yatim dari wilayah Kebon Baru, Tebet, sudah tersantuni semua - 20 anak dengan yang disantuni pada tanggal 30 Maret 2014.

Sesudah anak-anak yatim pulang dengan angkot yang dicarter oleh Recehan untuk Indonesia buat mengantar jemput anak-anak itu ke dan dari acara ini, barulah para Penggerak Recehan untuk Indonesia bisa mengobati rasa laparnya dengan menikmati hidangan nasi dengan Ayam Polez. Nikmat sekali oleh rasa lapar dan keberkahan.













Tidak ada komentar:

Posting Komentar