Minggu, 01 Juni 2014

Berbagi dengan Hati (11)

ADA kecelakaan kecil. Ketika belanja goodybag ke Asemka, Kota Tua Jakarta, Justina terpeleset dan kakinya keseleo. Alhamdulillah, kakinya langsung bengkak dan dia sangat kesakitan. Padahal belanja baru separuhnya. TNOL, yang mendampinginya berbelanja, terpaksa ambil keputusan praktis. Justina disuruh pulang dengan taksi, bersama Etty yang kebetulan datang menyusul, dan TNOL melanjutkan belanja, membeli barang-barang isian goodybag yang belum terbeli. Tidak ada masalah yang tak bisa diatasi. Semua barang yang diperlukan berhasil didapat, dan penyelenggaraan santunan buat anak yatim yang ke-11, insya Allah, siap dilaksanakan besok.

Bagaimana dengan Justina? Setelah malamnya diperiksakan ke rumah sakit, kakinya yang cedera, dia diharuskan mengistirahatkan kakinya – meski cuma keseleo. Maka, dalam penyelenggaraan acara santunan anak yatim pada hari Minggu-nya, 1 Juni 2014, terpaksa harus ada yang repot sendirian. Karena harus membawa sendiri semua keperluan acara santunan hari itu, yang biasanya dibantu oleh Justina, mulai dari goodybag, papan permainan (puzzle) yang baru dibeli kemarin. 

Jadi, dalam acara kali ini, mulai diadakan permainan buat anak-anak yatim. Hadiahnya juga sudah disiapkan, berupa wadah alat tulis, dan macam-macam ballpoint.

Bagusnya, selain Justina yang cuti sakit, teman-teman penggerak Recehan untuk Indonesia yang lain juga tak bisa hadir tepat waktu, karena ada keperluan lain. Jadi, TNOL menjadi penguasa tunggal acara santunan ke-11 ini. 

Untungnya, 10 penyelenggaraan sebelumnya telah memberi banyak pelajaran dalam mengelola acara ini. Selain itu, runtunan acaranya juga tak banyak variasi. Jadi, bisa dijalankan seperti biasanya. Silaturahim dengan anak-anak yatim, sholat Dzuhur berjamaah, makan siang, tausiah oleh Ustadzah Maimunah, barulah tambahan acara – yaitu bermain menyusun puzzle – digelar. Sesudah bermain, karena pemandu nyanyi sedang berhalangan – Justina, acara langsung diarahkan ke penutupan, yaitu membagikan santunan dan goodybag, foto bersama, dan bubar.

Diuji dengan acara darurat
Sebagai kegiatan rutin, pasti ada masa dimana kegiatan itu tidak bisa berjalan dengan sebagaimana biasanya. Demikian juga dengan acara santunan buat anak yatim yang diselenggarakan oleh Recehan untuk Indonesia ini. Justina tak bisa hadir, artinya acara nyanyi-nyanyi bersama anak yatim pun tidak dapat dilaksanakan, karena pemandunya tak ada, walaupun ada Maya yang memainkan organ untuk mengiringi. Maka, acara nyanyi digantikan dengan permainan menyusun puzzle. Untungnya kemarin ada ide membeli papan puzzle. Rupanya memang sudah diperlukan.

Jadi, ini ujian buat penggerak Recehan untuk Indonesia dalam menjaga konsistensi acara, yang sudah ditetapkan sebagai kegiatan rutin mingguan. Maka, sedikit atau banyak tenaga yang bisa ikut terlibat dalam acara, penyelenggaraan harus tetap dilaksanakan. Dan TNOL yang harus menghadapi uji coba itu. Memang agak kerepotan. Namun pertolongan datang tanpa diduga-duga. Salah satu masalah yang bikin deg-degan ialah kurangnya uang tunai. 

Ini karena kurangnya pengalaman dalam urusan mengatur dana, sehingga tidak tahu persis harus menyediakan uang tunai berapa untuk keperluan acara. Baru sadar bahwa uang yang tersedia kurang ketika di tengah acara. Soalnya harus memberi uang transport buat anak yatim dan pendampingnya, serta buat ustadzah.

Pertolongan datang karena beberapa tamu yang hadir ternyata memberikan uang sedekah. Alhamdulillah, jadi tak perlu lari-lari ke ATM seperti yang semula direncanakan. Lega sekali rasanya.

Uji coba permainan, sukses!
Hal lain yang juga bikin deg-degan ialah ketiadaan pemandu acara nyanyi-nyanyi, yang biasanya dilakukan oleh Justina. Soalnya kalau tak ada acara nyanyi-nyanyi, maka harus dicari acara pengganti yang durasi waktunya cukup panjang. Beruntung sekali kemarin membeli papan puzzle, sehingga ada bahan untuk membuat acara pengganti yang cukup panjang durasinya. Tapi siapa sangka, ternyata anak-anak itu bisa menyelesaikan permainan dengan cepat. Wah, tak dinyana, rupanya mereka itu anak-anak yang cerdas dan penuh antusiasme.

Namun yang membuat gembira ialah, ternyata anak-anak suka dengan permainan itu. Alhamdulillah. Itu artinya permainan puzzle bisa dijadikan sebagai agenda acara yang baru. Cuma masalah, waktu yang masih tersisa akan diisi dengan apa? Iseng bertanya pada anak-anak, “Ada yang mau nyanyi?” Mereka kasak-kusuk. Tawaran ditingkatkan, “Yang nyanyi akan dikasih hadiah!” Dan, berhasil. Maka acara nyanyi-nyanyi jadi terlaksana, meski tanpa pemandu.

Jadi, akhirnya acara terlaksana dengan baik. Komplit seperti biasanya, berkat pertolongan Yang Maha Kuasa. Acara ditutup, seperti biasa, dengan pembagian santunan dan goodybag, lalu dilanjutkan dengan foto bersama, dan anak-anak yatim diantar pulang dengan bajaj. Alhamdulillah, tugas akhirnya bisa dilaksanakan dengan baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar