Selasa, 27 Mei 2014

Berbagi dengan Hati (10)

ALLAH mengingatkan kepada komunitas gerakan moral "Recehan untuk Indonesia" bahwa setiap rencana adalah Allah yang menentukan perwujudannya. Ini berkaitan dengan dua rencana yang ingin diwujudkan oleh Penggagas, Pendiri, dan Penggerak Recehan untuk Indonesia, yang juga Tim Inti dari Komunitas Alumni SLTA DKI Jakarta. Yang pertama, yaitu rencana pelaksanaan kegiatan Lomba Gerak Jalan Beregu Tingkat SLTA Se-DKI Jakarta, yang telah ditetapkan pada hari Minggu tanggal 25 Mei 2014, yang diselenggarakan oleh Komunitas Alumni SLTA DKI Jakarta.

Oleh karena itu, mereka menggeser pelaksanaan santunan buat anak yatim, yang biasanya diselenggarakan pada tiap hari Minggu, ke hari Selasa, 27 Mei 2014, yang kebetulan adalah libur nasional memperingati Isra Mi'raj. Jadi, bila rencana kegiatan yang pertama, yaitu gerak jalan, diselenggarakan pada hari Minggu, maka rencana acara kedua, yaitu santunan buat anak yatim, akan dilaksanakan pada hari Selasa, sambil mengusung tema Memperingati Isra Mi'raj Bersama Anak Yatim.
Namun Allah mempunyai rencana lain yang lebih pasti. Maka dengan kehendak-Nya, datang kabar dari pihak Gubernur DKI Jakarta, bahwa Lomba Gerak Jalan Beregu Tingkat SLTA Se-DKI Jakarta yang memperebutkan piala bergilir Gubernur DKI Jakarta itu, harus digeser pelaksanaannya ke hari libur pada tanggal 29 Mei 2014, yaitu libur nasional memperingati Kenaikan Isa Al-Masih. Mereka merasa kecewa? Ya, tentu saja. Namun belakangan, setelah semua rencana Allah terwujud, mereka bersyukur atas kehendak-Nya itu.
Yang terjadi adalah, salah seorang dari mereka mendadak jatuh sakit, kritis, dan akhirnya dipanggil kembali ke haribaan Yang Maha Kasih - Allah SWT. Pada saat mengantar jenasah Almarhumah Rachmi Afianty ke tempat peristirahatan terakhirnya di Taman Pemakaman Umum Menteng Pulo, tersadarlah mereka; mengapa rencana pelaksanaan Lomba Gerak Jalan itu dibatalkan oleh Allah pada hari itu.
Rupanya karena Allah menginginkan mereka dapat mendampingi sahabat mereka itu hingga saat-saat terakhir kepulangannya kepada-Nya. Jadi, acara mereka hari Minggu yang duka itu, berkumpul seperti biasanya mereka berkumpul dan bersenda-gurau di sisi pusara sahabat mereka, seolah Almarhumah masih ada di sisi mereka.
Namun ketika akhirnya mereka mesti beranjak meninggalkan Almarhumah tinggal sendiri di rumah keabadiannya di Taman Pemakaman Menteng Pulo itu, mereka seperti sekelompok orang yang kehabisan ide, sampai akhirnya mereka memutuskan untuk berkumpul di Cafe F1 seperti biasanya tiap hari Minggu. Hanya saja, hari ini adalah hari untuk mereka saja, tanpa anak-anak yatim, tanpa acara, kecuali merasa ada yang hilang dari antara mereka. Dan bagusnya, ketika sampai di kafe, ternyata kafenya belum buka. Impian makan siang dengan Ayam Polez melayang begitu saja. Tapi karena mereka sudah biasa di situ, ya mereka buka sendiri pintunya, masuk, bersih-bersih, menata meja, menggelar karpet, dan lalu duduk-duduk atau tidur-tiduran, sambil menunggu pemilik kafe dan crew-nya datang.
Seperti pada hari Minggu biasanya, mereka di kafe itu sampai jauh malam. Satu-satunya alasan yang membuat mereka bersepakat untuk pulang ialah, karena besok semua harus menjalani kehidupan rutinnya, bekerja, ngantor. Life must go on. "Karena kami semua masih punya tugas hidup sendiri untuk terus melangkah...," ujar Ria Rasyim, mewakili teman-temannya - termasuk TNOL.
Tahlilan dan Isra Mi'raj Bersama Anak Yatim
Hari Selasa, 27 Mei 2014, acara Isra Mi'raj Bersama Anak Yatim digelar. Acara ini memang sudah direncanakan sejak jauh-jauh hari, sambil menyampaikan amanat santunan buat anak-anak itu dari para dermawan. Dan jumlah anak yatim yang diundang dalam acara kali ini juga sudah ditetapkan lama, yaitu 20 anak. Sebab momennya bagus, yaitu memperingati Perjalanan Isra Mi'raj Rasulullah SAW. 
Soalnya dermawan yang menjamin biaya acara kali ini juga sudah setuju dengan rencana itu. Namun yang baru ditambahkan ialah adanya acara tahlilan di pembukaan acara. Oleh karena itu, para penggerak Recehan untuk Indonesia, juga mengundang 2 orang Ustadz khusus untuk memimpin tahlilan itu, yakni Ustadz Babay (Khairul Hadist) dan Ustadz Abu Ridho, selain Ustadzah Maimunah sebagai penyampai tausiah buat anak-anak dan yang hadir lainnya.
Maka acara dibuka dengan membaca Surat Yasin, lalu tahlilan, dan ditutup dengan doa. Setelah itu, Sholat Dzuhur berjamaah dilaksanakan di kafe dengan Ustadz Abu Ridho sebagai imam. Seperti biasanya, usai sholat adalah waktunya makan siang buat anak-anak yatim. Selain anak yatim, jatah makannya dibagikan sesudah semua anak yatim mendapatkan jatah makan siangnya. Bahkan para penggerak Recehan untuk Indonesia biasa makan setelah seluruh acara selesai dilaksanakan.
Hujan Lebat dan Bocor Di Sana-sini
Ini kejadian yang pertama di sepanjang penyelenggaraan acara santunan anak yatim oleh Recehan untuk Indonesia. Selesai Ustadzah Maimunah menyampaikan tausiah, yang lantas disambung dengan mendoakan Almarhumah Rachmi Afianty serta Debby Irianti yang baru menjalani operasi mata, hujan tiba-tiba turun dengan lebat. Mulanya biasa saja. Semua yang ada di dalam kafe tak terusik oleh turunnya hujan itu. Namun diam-diam para penggerak Recehan untuk Indonesia, pemilik kafe dan crewnya, merasa cemas. Karena atap kafe yang terbuat dari bahan terpal sudah 'mengandung' bolong-bolong. Dan benar saja. Tak berapa lama kemudian air mulai menetes dari atap. Bocor! Bocor!
Wadah-wadah untuk menampung tetesan air segera disebarkan, ditaruh di tempat-tempat tetesan air jatuh. Suasana jadi seru. Soalnya di sana-sini bocor. Jadi, ya semua cuma berusaha bergeser sedikit agar tak terkena tetesan air langsung. Setelah langit puas mencurahkan rahmat-Nya dalam bentuk hujan, acara segera disudahi. Supaya anak-anak bisa cepat pulang. 
Soalnya kuatir hujannya akan turun lagi. Maka, setelah goodybag dan amplop santunan dibagikan kepada 18 anak yang hadir, karena satu orang tiba-tiba sakit dan yang seorang lagi harus ikut ibunya, acara ditutup dengan berfoto bersama. Anak-anak yatim pulang, menggunakan Metromini yang sengaja disewa buat mereka, dan para penggerak Recehan untuk Indonesia boleh bernapas lega - serta memesan makanan. Lapar sudah.
Tapi hujannya tidak turun lagi....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar